Friday, December 14, 2012

Fw: Fwd: MARKET: Astra selamatkan Pelabuhan Penajam

Sent from my BlackBerry®

From: "Irvin Avriano/ me'enx/Rian" <menyenxtrabalist@gmail.com>
Date: Fri, 14 Dec 2012 16:42:15 +0700
To: deskbursabisnis<deskbursabisnis@yahoogroups.com>
Subject: Fwd: MARKET: Astra selamatkan Pelabuhan Penajam



---------- Forwarded message ----------
From: Irvin Avriano <irvin.avriano@bisnis.co.id>
Date: 2012/12/14
Subject: MARKET: Astra selamatkan Pelabuhan Penajam
To: jibi@bisnis.co.id



BI/market
Irvin Avriano A.
Bisnis Indonesia

JAKARTA: Anak usaha PT Astra International Tbk di bidang infrastruktur yaitu PT Astratel Nusantara membeli 100% sahan PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base.

Transaksi itu juga berpotensi membuat Astratel menjadi penyelamat reksa dana penyertaan terbatas (RDPT/private equity fund) PT Bahana TCW Investment Management. 


Pelabuhan Penajam Banua Taka memanfaatkan pendanaan RDPT yang dikelola Bahana TCW Investment yang pernah dipermasalahkan oleh investornya pada Juli silam. 

Pembelian 100% saham Pelabuhan Penajam Banua Taka diumumkan perseroan itu di surat kabar hari ini (14/12) dan ditandatangani direktur utama perusahaan yaitu Nano Aryono.

"Pengumuman ini diterbitkan dalam rangka pemenuhan Pasar 127 ayat (2), (4), dan (8) UU No.40/2007 tentang Perseran Terbatas," tulis Nano dalam pengumuman.

Berdasarkan penelusuran, investor mayoritas RDPT bernama Bahana Private Equity Pelabuhan itu adalah Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) yang menginginkan dananya ditarik dari produk tersebut.  

Dulunya, investor BPEP lainnya yang tercatat adalah Yayasan Kesehatan Telkom dan Dana Pensiun Telkom dan 1% berupa penyertaan Bahana TCW Investment selaku manajer investasi.

Namun, pengumuman itu tidak merinci identitas pemegang saham lama dari Pelabuhan Penajam Banua Taka yang melakukan transaksi jual beli dengan Astratel. Nilai akuisisi tersebut juga tidak disebutkan.

Selain menunjukkan pengalihan kepemilikan, pembelian saham perusahaan itu juga mengisyaratkan adanya dana segar bagi RDPT dan investornya sehingga investasinya sudah dapat dicairkan dalam bentuk tunai.

Sebelumnya, Astratel yang didirikan pada 12 Oktober 1992 itu juga menjadi penyelamat kontrak pengelolaan dana (KPD) yang dikelola PT NatPac Asset Management yang diklaim sudah gagal bayar (default) dengan membeli 95% saham operator jalan tol PT Marga Hanurata Intrinstic.

Pembelian operator jalan tol senilai Rp750 miliar itu dilakukan Astratel dari PT Natpac Graha Arthamas pada September 2011.

Marga Hanurata merupakan perusahaan yang menandatangani Perjanjian pengusahaan jalan tol dengan Badan Pengatur Jalan Tol untuk melaksanakan pengusahaan ruas jalan tol Kertosono-Mojokerto sepanjang 40,5 km. Proyek ruas jalan tol tersebut bernilai Rp3,5 triliun.



Visit us at www.bisnis.com

DISCLAIMER:
This email is confidential and should not be used by anyone who is not the original intended recipient.
If you have received this email in error please inform the sender and delete it from your mailbox or
any other storage mechanism, please notify the sender immediately. Bisnis Indonesia Group cannot
accept liability for any statements made which are clearly the sender's own and not expressly made
on behalf of Bisnis Indonesia Group or one of its agents.


No comments:

Post a Comment