Monday, December 26, 2011

Smartfren tegaskan rencana reverse stock

BI/market
27/12/2011
Irvin Avriano A.
Bisnis Indonesia

Smartfren tegaskan rencana reverse stock

JAKARTA: PT Smartfren Telecom Tbk, emiten telekomunikasi yang baru diambil alih Grup Sinar Mas, menegaskan kembali niat menggabungkan nilai nominal sahamnya (reverse stock).

Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan Smartfren Ade Rusmanta dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 12 Januari.

Pengumuman dilakukan sebagai keterbukaan informasi emiten berkode saham FREN itu kepada Bursa Efek Indonesia hari ini, Selasa 27 Desember 2011.

Namun, perseroan belum mengumumkan rasio atau rencana nominal baru untuk saham perusahaan yang sudah beredar.

Umumnya, reverse stock membuat nilai nominal meningkat tetapi memperkecil jumlah saham yang beredar sehingga menjadi kurang likuid.

Namun, dalam kasus Smartfren, jumlah sahamnya terlampau banyak setelah penerbitan saham baru melalui skema penawaran umum terbatas (PUT/rights issue) pada Januari.

Kurang likuid
Saat ini, saham perusahaan bernominal Rp50 dan masih kurang likuid serta tidak bergerak, terlebih sejak melakukan rights issue senilai Rp3,78 triliun pada awal tahun ini.

Harga saham perusahaan masih stagnan di Rp50 siang ini, level terendah di bursa, dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp5,93 triliun.

Saham perseroan terakhir kali diperdagangkan di atas level terendah itu pada 12 Maret 2010 ketika berada di level Rp51.

Selain agenda reverse stock, perseroan juga berniat membentuk saham baru seri C dengan nominal Rp100.

Perusahaan yang dulunya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk itu juga berniat menambah nominal modal dasarnya menjadi Rp27,77 triliun.

Terakhir kali, perusahaan meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp12,6 triliun dari sebelumnya Rp8 triliun pada 19 Oktober 2010.

Emiten yang dipimpin Rodolfo Pantoja itu juga mengagendakan restrukturisasi obligasi wajib konversi dalam RUPSLB itu.

Jual menara
Perusahaan baru mengumumkan penjualan 705 menara telekomunikasinya senilai Rp398 miliar.

Penjualan infrastruktur menara dilakukan kepada PT Inti Bangun Sejahtera, yang diakui pihak tidak terafiliasi.

Dari sebanyak 705 menara itu, perseroan memiliki sendiri sebanyak 178 menara dan 527 merupakan kepemilikan melalui anak usahanya yang bernama PT Smart Telecom.

Smart Telecom menjadi anak usaha perseroan setelah aksi backdoor listing Grup Sinar Mas terhadap emiten tersebut melalui skema rights issue pada akhir tahun lalu.

Dalam laporan keuangan perusahaan yang baru dipublikasikan hari ini, Selasa 27 Desember 2011, perusahaan mengumumkan dana penjualan menara akan diterima tunai sebelum akhir tahun ini.

No comments:

Post a Comment